THE SOURCE OF MOTIVATION
Satu hari kita bisa tiba-tiba terbangun dengan penuh energi dan siap menyongsong seluruh hari. Tapi dilain hari tidak jarang kita habis-habisan hanya untuk bangun dan mengumpulkan energi.
Disatu pagi kita merasakan sangat produktif dan kontibutif dalam berkarya, tapi disiang hari terasa berat bahkan untuk sekedar menghadiri rapat. Tidak sedikit saat dimana kita harus memanfaatkna peluang malah berakhir dengan rasa menyesal karena banyak luang yang terbuang.
Umumnya kita bisa termotivasi karena ingin menambahkan kebahagiaan dan menghilangkan penderitaan. Ya..tapi itu terlalu umum & abstrak untuk diketahui darimana sebenernya bentuk dan sumber datangnya motivasi.
Dari berbagai referensi kita coba ulas beberapa hal yang bisa membuat kita termotivasi. Kita ulas satu persatu di bawah ini :
- Mendapatkan reward/insentif.
Ini adalah bentuk motivasi paling dasar, entah itu karena ingin mendapatkan imbalan, penghargaan hingga bahkan hanya untuk bertahan hidup.
Pada zaman batu orang-orang berburu menjadikan nyawanya sebagai taruhan hanya untuk mendapat makan. Pergi ke gunung, padang, hutan dengan risiko medan buruan dan binatang buas, mereka tetap punya motivasi untuk memastikan perut-perutnya terisi.
Motivasi ini berusia paling tua bahkan sejak manusia ada. Hingga saat ini menjelma menjadi bentuk lain seperti mendapatkan pekerjaan, jabatan, pendapatan dan lain berbagai turunan dari arti kesuksesan lainnya.
Tidak ada yang salah dengan ini, hanya saja kita tidak boleh berhenti hanya pada motivasi ini.
2. Ingin kebahagiaan.
Agak klise memang… tapi jika kita urai ada premis sebelum kita dapat kebahagiaan, yaitu kesenangan . Kesenangan tidak harus bersifat insentif tapi bisa bersifat intrinsik dan non fisik.
Sumber motivasi ini bersifat intangible karena kebahagiaan setiap orang tidak terpaku pada banyaknya pendapatan, tingginya jabatan, cantik/gantengnya pasangan, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan lain sebagainya.
Satu kata yang mewakili kebahagiaan yaitu relatif. Sumber motivasi ini akan membawa hasil yang berbeda dan baik secara kualitas maupun kuantitas. Ia berdiri sendiri, merdeka dan tidak bisa dibuat samarata.
Contoh paling sederhana ketika kita punya motivasi untuk tetap berbuat baik adalah ingin surga yang didalamnya ada kebahagiaan selamanya.
3. Takut penderitaan.
Menjadi tabiat dasar manusia yaitu ingin kebahagiaan dan takut penderitaan. Apapun konsekuensinya jika kita takut masa depan suram dan penuh penderitaan maka hari ini kita punya motivasi bekerja keras. Jika kita takut gagal dalam ujian, maka hari ini kita kita tetap belajar walau sambil dipaksakan.
Jika kita anggap kehujanan adalah penderitaan maka kita selalu membawa payung sebagai persiapan. Jika kita takut gagal dalam masalah pekerjaan maka kita akan mempunyai motivasi untuk cari pengalaman dan pembelajaran.
4. Suka tantangan.
Motivasi ini jarang dipunyai oleh orang-orang pasif dan cari aman saja, sering kita dengar istilah risk taker, climber, atau challenger. Sejatinya mereka adalah orang-orang yang menjadikan tantangan sebagai bahan bakar motivasinya.
Anti kemapanan, tidak suka stagnan walaupun bisa berujung pada risiko kegagalan. Saat masalah dijadikan tantangan maka ia akan membuat para challenger lebih bersemangat menaklukan segala keterbatasan dan kekurangan.
Hal yang dibutuhkan bagi para penyuka tantangan adalah kemampuan yang tidak boleh juga stagnan. Harus terus diasah, dinaikkan, dikembangkan ddengan setiap pembelajaran. Karena jika tidak maka sama saja dengan menggali untuk dirinya sendiri sebuah kuburan.
5. Takut kehilangan momentum.
Seperti kita punya kebiasaan berolahraga setiap hari dan kita sudah merasakan seluruh manfaatnya baik secara fisik maupun psikologis, maka kita selalu punya motivasi untuk tetap melanjutkannya.
Tidak boleh terlewat bahkan hanya sehari saja, karena jika sampai terlewat apalagi berhari-hari maka memulakannya kembali jadi satu rintangan sendiri. Momentum ini seperti membesarkan api unggun yang harus diberi suluh sedikit demi sedikit, nyala api berlomba dengan kecepatan api kembali padam.
Bagi yang terbiasa padat dalam berkarya dan produktif. Kehilangan momentum seperti melepas ikan ke laut lepas, sulit ditangkap lagi. Banyak orang yang kehilangan momentum akan kehilangan motivasi karena berar memulai dari awal lagi.
6. Rasa penasaran.
Sering dengar istilah “ sekali lagi deh, masih penasaran”? Alasan mencoba yang akhirnya tidak hanya sekali ini, selalu jadi motivasi kuat orang-orang yang penasaran.
Bayangkan jika Thomas Alfa Edison tidak memiliki rasa penasaran atas 9000 kali lebih kegagalannya, maka ia tidak akan berhasil menemukan lampu pijar.
Rasa penasaran akan membawa mental kita mempersiapkan pikiran dan tenaga, rasa penasaran juga membuat kita bersiap secara fisik dan tenaga hingga teknis dan cara.
Kuncinya dari coba lagi dan lagi, walaupun gagal berkali-kali.
7. Kepuasan tersendiri.
Motivasi ini yang paling unik, karena sulit diukur lebih relatif dari sekedar kebahagiaan. Yang membedakannya dengan kebahagiaan adalah sifatnya. Kebahagiaan bersifat umum ukurannya banyak orang yang punya kesamaan. Tapi kepuasan tersendiri bersifat lebih personal, unik dan sangat subjektif.
Sering kita dengar “gak tahu deh kaya ada kepuasan tersendiri aja”. Sulit diterjemahkan dengan standar umum setiap orang karena bersifat intrinsik. Setiap orang berbeda tapi pastikan yang kita punya adalah kepuasan tersendiri yang lebih bernilai dan berguna.
Seperti bagi sebagian orang punya kepuasan tersendiri saat membantu rekannya mencapai suatu keberhasilan. Kepuasan tersendiri saat anak didiknya berhasil meraih impian. Kepuasan tersendiri saat berkontribusi bagi pendidikan dalam negeri walau tidak diberikan imbalan materi.
Apapun bentuknya, kepuasan tersendiri selalu jadi motivasi yang melahirkan determinasi.
8. Apa kata orang.
Ini terdengar seperti motivasi “rendahan” jika kita masih takut dengan apa yang dikatakan orang, takut hater, takut cibiran, cemoohan dan lainnya. Tapi ini motivasi paling efektif yang jadi budaya di Indonesia. Sering kita dengar ungkapan “apa kata orang nanti”?.
Walaupun motivasi ini efektif tapi bakal membuat pelakunya terpenjara dengan tujuan yang orang lain mau, tidak merdeka karena penuh dengan tuntutan dari banyak dogma.
Setidaknya yang bisa kita lakukan jika kita masih punya sedikit motivasi yang bersumber dari ini, maka fokuskan terhadap kejujuran dan kebenaran. Jujur kepada diri sendiri jika yang dikatakan orang memang benar adanya maka terima dan jadikan sebagai modal untuk perbaikan.
Namun jika yan dikatakan orang tidak benar maka lanjutkan dengan kebenaran dan pembuktian bahwa kita tidak seperti yang dikatakan.
9. Lingkungan pendukung
Bagi sebagian orang untuk disiplin harus berada dalam komunitas yang tepat dan mendukung setiap perjuangan dalam mencapai tujuan yang sama. Karena dengan ada disana maka kita selalu melihat orang lain yang punya tetap bergerak dan bersemangat walaupun kita sedang melambat.
Disamping itu saat kita butuh motivasi, lingkungan.. baik teman, rekan, atasan dan keluarga yang mendukung akan selalu punya cara terbaik membantu kita untuk bangkit.
10. Tujuan yang penting dan bernilai. (Important Goal)
If your goal is important enough, you’ll stay motivated long enough to see it through. When your goals aren’t important enough — when they don’t really matter all that much to you — you struggle to stay motivated long enough to see them through.
Kembali Important Goal satu-satunya sumber motivasi yang terkuat agar kita tetap berbuat. Important Goal yang bisa salah satu dari 9 atau mencakup semua 9 sumber motivasi lainnya. Namun jika kita anggap sumber itu penting.
Tujuan penting dan bernilai tidak hanya Important Goal, tapi sangat jauh lebih dari itu, ia adalah makna dan penilaian, ia adalah purpose yang jadi sumber dari segala sumber motivasi.
Pada akhirnya, sumber motivasi sangat berkaitan dengan tujuan dasar dari seseorang. Bisa karena hanya kebutuhan fisik atau kebutuhan psikologis. Tapi apapun itu, kita harus punya agilitas dan fleksibilitas dalam memilih sumber motivasi, karena ia seperti alat/kendaraan yang membawa kita menuju tujuan.
Tujuan dasar apalagi yang lebih bernilai selain kebaikan dan kebermanfaatan.