SOMETHING BEYOND MOTIVATION
Tidak ada jurus paling sakti agar kita bisa termotivasi, tidak ada mantra ajaib yang tiba-tiba membuat kita menjadi SHAZAM sang manusia super yang berubah hanya dengan menyebutkan nama-nya. Bukan juga seperti jin penunggu botol yang cukup digosok maka keluar mahluk yang bisa membuat nyata apa yang kita minta.
Menyalakan motivasi itu satu hal, hal lainnya adalah menjaga dan terlebih lagi merawatnya. Seperti menyalakan lilin yang berada di tengah laut lepas luas yang akan menemui terpaan angin, terjangan ombak dan derasnya hujan, tidak selamanya laut dalam keadaan tenang.
Terlebih lagi ketika kita bertekad keluar dari zona nyaman menuju zona bertumbuh. Dimana segala masalah dan tantangan akan datang tidak terduga. Kita butuh tidak hanya satu lilin yang menyala, tapi juga cadangan lilin lainnya, bahkan kita butuh membuat lentera dan bahan bakar penopangnya.
Kita butuh merawatnya seperti tumbuhan yang tidak boleh lepas disiram dipagi dan sorenya. Kita butuh pupuk untuk membuatnya tumbuh besar dan juga butuh pembersih hama agar tidak mati sebelum berbunga.
Belum lagi secara nyata di tempat kerja, motivasi bisa hilang dalam sekejap mata ditelan rutinitas dan daftar tugas yang terasa semakin hari semakin menggilas.
Seperti diulas diatas, tidak ada kunci sakti yang bisa membuka seluruh pintu yang dibaliknya berisi sumber motivasi. Kita harus lincah berpindah dari satu cara ke cara lainnya. Kita wajib fleksible memahami berbagai sudut makna dari setiap peristiwa. Kita dituntut terus belajar menerapkan berbagai teknik baru, mindset baru, dan pendekatan baru untuk untuk membuat motivasi tetap terjaga.
Dari kumpulan berbagai sumber buku, referensi dan insight para pakar tentang motivasi, setidaknya kita bisa memprioritaskan mindset, skillset, toolset dan action set yang membuat kita bisa menjaga dan merawat motivasi agar tetap menyala.
- Sensing The Winning Goals.
Para atlet olimpiade melatih ini secara rutin, mereka membayangkan, mendengarkan, merasakan “winning stage” bahkan sebelum pertandingan di mulai. Setiap hari diperjelas gambarnya, diperkuat suaranya saat latihan, saat gagal mencapai target harian, saat tantangan dinaikkan dan saat semua energi dihabiskan.
Winning Goals itu tidak boleh kabur gambarnya, tidak boleh memburam warnanya apalagi lenyap dari benak bayangannya. Suara-suara tepuk tangan dan wajah-wajah penuh kebanggan harus tetap diputar filmnya di kepala mereka. Mandi peluh dan keringat saat latihan membawa mereka jauh kedepan saat berhasil meraih kemenangan.
Melakukan penginderaan secara rutin, melihat kita saat berhasil mencapai kemenangan, memandang wajah-wajah yang penuh dengan kebanggaan Mendengarkan suara-suara mereka yang mendukung kita bahkan mencium aroma medali kejuaraan seperti nyata, dan itu rutin dirasakan pada saat mereka tiap hari ditempa.
Penginderaan ini membawa kita berkomitmen terhadap goals, memaksa kita tetap melekat pada tujuan. Dengan catatan tidak hanya membayangkan, tapi juga menerjemahkan kemenangan akhir menjadi kemenangan harian. Mengubah kesuksesan besar menjadi langkah-langkah target latihan harian.
Penginderaan kuat atas kemenangan melahirkan kerja keras saat latihan. Kerja keras saat latihan akan membawa kemenangan bahkan orang paling berbakatpun akan terkalahkan. Seperti kata Kevin Durant
“Hard work beats talent when talent fails to work hard”
2. Beyond Winning Goals
Banyak orang menganggap bahwa ketika kita berhasil mencapai tujuan maka kita sudah menang dan sukses melewati berbagai hambatan dan tantangan. Namun…dibalik itu ada makna yang lebih dalam yang harus kita gali, ada alasan-alasan lain kenapa kita harus meraih kemenangan.
Cari dan kumpulkan setiap alasan-alasan itu, maknai lebih dalam. Karena lebih dalam biasanya ia lebih kuat tertancap dan sulit untuk dihilangkan. Apalagi dikondisi saat ini yang penuh distraksi, sensing kita di tahap pertama akan mudah terhempas begitu saja hingga sulit mengembalikannya.
Kita butuh makna lebih dalam selain hanya tujuan, kita butuh alasan lain yang disebut dengan purpose. Jika Goals bersifat status dan perihal teknis, maka Purpose itu tentang nilai dan kebermanfaatan dari tujuan.
3. Set multy strategy
Jika kita analogikan puncak gunung sebagai winning goals, maka kita harus punya strategi dari jalur mana kita melakukan pendakian. Membangun strategi artinya membuat peta jalan, pos pemberhentian dan juga jalur alternatifnya.
Jalur pendakian bisa jadi tidak mulus penuh dengan rintangan, dari sini kita harus punya banyak pilihan strategi agar kita bisa selamat sampai tujuan. Strategi yang menggambarkan beberapa jalur perjalanan dan pilihan jika terjadi sesuatu diluar dugaan.
4. Micro Winning Goals.
Tidak ada karya besar yang selesai hanya dalam semalam, jika ada ia butuh keajaiban. Tapi jikapun ada mungkin seperti cerita SHAZAM dan Jin dalam mengabulkan permintaan tadi.
Motivasi untuk mencapai tujuan selain dipertajam dengan penginderaan dan pemaknaan. Maka langkah selanjutnya harus dilakukan pemilahan menjadi langkah-langkah kecil harian, pekanan, bulanan hingga kita berproses sampai di tujuan.
Kurang lebih 25 abad yang lalu, seorang ahli strategi perang dari China, Sun Tzu mengatakan bahwa
““Strategi tanpa taktik adalah jalan paling lambat menuju kemenangan. Taktik tanpa strategi adalah kebisingan sebelum kekalahan.”
Taktik itu langkah kecil, tapi micro winning goals adalah tindakan khusus untuk meraih kemenangan-kemenangan kecil. Seperti kita rehat di pos-pos pendakian mana sebelum kita menaklukan puncaknya.
Micro Winning Goals adalah setiap pos pendakian yang kita susun tahapnya, hitung jaraknya, kebutuhan bekalnya, medannya, perlengkapannya dan cara mendakinya. Beberapa hal tadi kita sebut dengan tindakan spesifik atau taktik. Tidak instant kita mencapai puncaknya, tapi butuh langkah-langkah kecil yang terencana dan terarah jalannya.
Satu hal yang membuat kita kehilangan motivasi adalah karena kita ingin hasil instant dan membayangkan kemenangan yang besar dicapai saat ini juga. Padahal ia punya jatah waktu dan proses-proses kecil yang membuatnya menjadi besar. Kita sudah membayangkan berat duluan sebelum kita terjemahkan menjadi cara-cara pendekatan harian yang lebih realistis & ringan.
5. Foster the winning team
Hampir tidak ada pencapaian yang bisa dicapai sendirian, kita butuh tim dan teman. Kita butuh bantuan dan sokongan saat dimana kita kehilangan energi apalagi tujuan.
Kita ingat tahap ke dua Beyond Winning Goals ada Purpose, dalam purpose ada Nilai dan kebermanfaatan. Nilai dan kebermanfaatan sangat layak dibagi dan diperjuangkan bersama rekan dan kawan.
Paling efektif saat kita kehilangan motivasi adalah kita kembali punya panduan, teman berbagi, pengingat saat kita melenceng jauh dari tujuan kemenangan. Dia bisa seorang atasan, rekan, coach, tokoh yang dijadikan teladan, intinya “tim” yang tidak akan membiarkan kita sendirian.
6. Prepare for the worst and fight with all cost.
Kehilangan visualisasi tujuan karena kelelahan dalam perjalannya adalah satu hal yang pasti dan manusiawi. Karena energi manusia bisa habis lalu kemudian kembali terisi. Sangat wajar saat energi habis maka mindset, skill set, rencana, strategi dan taktik bahkan tidak efektif.
Habisnya energi harus menandakan kalau kita memang berjuang sampai titik darah penghabisan fight with all cost. Jika seluruh energi dan sumberdaya habis jangan paksakan diri.
Rehat sejenak hingga energi kembali terisi. Bukan menghilangkan determinasi tapi tetap menerapkan strategi dan fokuskan sumberdaya terbangun kembali.
7. Look Back
Rutinkan kita tengok kembali purpose, nilai dan kebermanfaatan yang jadi alasan dan makna sebenarnya, dibanding hanya sebuah kemenangan mencapai tujuan. Lakukan retrospeksi cara mana yang harus dibuang, langkah apa yang harus dimulai, taktik mana yang bisa dilanjutkan dan strategi apa yang bisa dikembangkan.
Jika Beyond Winning Goals / purpose kehilangan daya dorongnya, kritisi kembali apakah benar itu makna terdalam yang membawa nilai dan kebermanfaatan. Jika bukan maka kembali kita mencari.