Before SOLVING THE PROBLEM

Sandi Gusma
3 min readJul 4, 2021

--

Photo by Sigmund on Unsplash

Satu yang pasti saat kita keluar dari zona nyaman. Dapat masalah. Zona dimana tantangan lebih tinggi dari kemampuan kita. Jika tidak berhasil menyikapinya. Sangat mungkin menjadi masalah yang bertambah parah.

Seperti kita bahas sebelumnya, selain kita harus mampu mengubah respon kita terhadap keadaan. Kita harus mampu mengatasi dulu rasa takut dan khawatir saat mengatasi masalah yang keluar saat kita berada dalam Fear Zone.

Saat mengalami masalah sebagian orang mungkin merasakan tidak nyaman. Ada juga yang takut dan tidak berbuat apa-apa hingga menyalahkan orang lain. Banyak yang bingung karena tidak mengetahui jalan keluarnya. Lama-lama mengalami burn out dan stress karena tingkat masalah jauh diatas kemampuannya.

Untuk itu, ada satu lagi kemampuan yang harus dikuasai, yaitu mengasah kemampuan kita mengatasi masalah. Bahkan bisa berhasil mengubah masalah jadi anugerah. Bagaimana kita melatih kemampuan problem solving dengan lebih mudah?

Kita simak beberapa tips berikut ini :

  1. Tanya kenapa ?

Ini langkah pertama dan paling penting dalam menyelesaikan masalah. Ada beberapa pertanyaan paling mendasar yang harus kita jawab sebelum jauh-jauh mencari jalan keluarnya.

A. Apa masalahnya benar-benar ada atau hanya dugaan kita saja ?

Banyak masalah yang muncul dari perasaan khawatir saja. Muncul dipikiran belum tentu jadi kenyataan tapi sudah dianggap masalah. Biasanya bisa dikenali dengan kalimat-kalimat seperti :
Jangan-jangan nanti …
Takutnya sih…
Aduh gimana yang kalau …

Jika kita lanjutkan kalimat-kalimat diatas akan berlanjut pada suatu masalah yang kita ciptakan duluan sebelum kejadian. Tahap ini kita harus pastikan dulu mana masalah yang benar-benar sudah riil didepan mata. Mana masalah yang hanya kekhawatiran saja.

B. Apa masalah ini akan membawa manfaat yang menguntungkan?

Jika iya maka segera cari jalan keluarnya. Ingat fokus pada manfaat dan peluang yang didapat jika kita mennyelesaikan masalahnya. Contoh paling dekat : kita menjalani kesulitan saat belajar skill baru misal public speaking, kita tahu bagaimana susahnya tapi kita juga lebih tahu apa manfaatnya.

Maka lankah berikutnya adalah bertindak untuk mendapatkan manfaatnya lebih cepat.

C. Apa masalah ini benar-benar perlu diselesaikan?

Ini kebalikan pertanyaan sebelumnya yang fokus pada manfaat. Pertanyaan C ini fokus kepada kerugian jika kita tidak mengatasi masalahnya. Contoh : Membersihkan saluran air yang tersendat, jika kita tidak selesaikan maka kita mengalami banjir.

D. Apakah masalah ini ada dalam peran dan lingkup kita.

Ingat..masalah yang paling efektif bisa kita selesaikan adalah masalah yang kita punya kendali didalamnya. Karena ada juga masalah yang diluar peran dan kendali kita. Untuk masalah yang diluar kendali, kita hanya bisa bersimpati atau berempati saja. Tanpa tindakan langsung yang bisa dilakukan. Contoh : masalah negara, masalah pemerintahan, masalah ekonomi nasional.

Fokus saja pada lingkup dan peran terkecil kita. Pada apa yang bisa kita lakukan. Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil dan mulai dari saat ini.
Jangan sampai kita malah sibuk menyelesaikan masalah yang bukan menjadi tugas dan kepentingan kita. Apalagi sibuk mengurusi masalahnya dan kehidupan orang lain.

2. Gunakan Panduan.

Banyak referensi dan panduan yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kita ambil satu saja contohnya. Kita gunakan framework IDE.

Identification
Masuk tahap ini harapannya kita sudah menjawab 4 pertanyaan mendasar tadi. Disini kita benar-benar harus mengenali apa akar masalah sebenarnya yang terjadi. Bisa menggunakan Fishbone Analysis, Fault Tree Analysis, DMAIC, Failure Mode Effect Analysis dll.

Develop Solution
Setelah kita tahu akar masalahnya, maka kita bisa mencari berbagai solusinya. Bisa menggunakan teknik brainstorming, ideation, SCAMPER dan teknik lainnya.

Execution
Ini tahap kita mengambil aksi dari segala solusi yang diformulasi.

Kita bahas beberapa cara diatas dikesempatan berikutnya.

--

--

Sandi Gusma
Sandi Gusma

Written by Sandi Gusma

15 years Experience as Learning & Growth Partner.

No responses yet