NAIK MENUJU ZONA BERTUMBUH

Sandi Gusma
4 min readJun 30, 2021

--

Photo by Hello I’m Nik on Unsplash

Bertumbuh itu proses, tidak ada ujung pemberhentiannya. Selama kita hidup dengan segala dinamikanya, ia ada sebagai pilihan antara zona nyaman tapi stagnan atau zona bertumbuh tapi dinamis.

Kita..sebagai manusia selalu menginginkan kenyamanan dalam hidup, kondisi dimana minim dari segala kegelisahan, kekhawatiran dan ketakutan. Keadaan dimana kita bahkan bisa mengatur, memprediksi dan mengkondisikan keadaan dengan sangat terkendali.

Karena hal diatas, umumnya orang menghindar dari segala bentuk perubahan yang mengganggu kenyamanan ini. Jika boleh, setiap riak, gejala dan sekecil apapun tekanan gangguan ini harus dihilangkan, dihindari atau setidaknya diabaikan.

Tapi pada dasarnya orang bukan tidak ingin bertumbuh dan beranjak dari zona nyaman. Karena ternyata diantar zona nyaman dan zona bertumbuh itu ada jembatan “ketidaknyamanan” sebagai jalan penghubungnya.

Dari gambar diatas saat kita mau naik level dari Zona Nyaman ke Zona Bertumbuh, maka ada jalan yang wajib kita lalui yaitu Zona Ketakutan dan Zona Pembelajaran.

Kondisi aman dan terkendali memang berat untuk ditinggalkan, tapi jika kita mau terus bertumbuh maka tidak ada jalan lain, dua zona diantaranya harus kita tempuh.

Yang pertama adalah Zona Ketakutan (Fear Zone).

Area dimana mulai terjadi perubahan kondisi keadaan, pikiran, perasaan dari rasa nyaman menuju rasa tidak nyaman. Disini kita banyak mendengar selentingan dan kabar yang memunculkan kekhawatiran bahwa kita tidak akan berhasil melaluinya. Kecemasan apakah ini tindakan yang tepat, tidak percaya keadaan bahkan terhadap kemampuan diri sendiri.

Resistensi dan penolakan jadi respon utama kita di tahap ini. Semua terlihat tidak meyakinkan, seluruhnya terasa seperti masalah. Nah ini adalah esensi dari langkah sering-sering cari masalah dalam BHGIA (Biar Hidup Gak Gitu-gitu Aja) pada postingan sebelumnya.

Masalah justru sebagai pintu gerbang menuju sebaik-baiknya pembelajaran. Jika kita berhasil mengubah masalah jadi anugrah maka zona bertumbuh selangkah lagi tercapai.

Yang kedua Zona Pembelajaran (Learning Zone)

Dari sisi perasaan pada tahap ini, kita sudah mulai membiasakan menerima keadaan dan mulai hilang segala keraguan, mulai tenang dan bisa sedikit-sedikit melihat ada peluang apa dari setiap perubahan. Dari peluang kemudian hadir keinginan untuk belajar hal baru sebagai solusi atas masalah dan kemampuan memanfaatkan peluang.

Jika dua zona tadi berhasil dilalui dengan baik, maka kita akan kembali naik ke zona bertumbuh (Growth Zone). Tapi, seperti apa langkah yang bisa dilakukan untuk bisa memastikan prosesnya berjalan lancar? berikut tahapan yang bisa kita ikuti :

  1. Sadar informasi dan pengetahuan.

Kita harus sangat sadar tentang semua kondisi dan keadaan diluar zona nyaman. Prinsipnya, The more you know about something, the less scary and more powerful you will feel. Modal awal pengetahuan membuat kita lebih siap atau setidaknya tenang atas semua masalah yang dihadirkan perubahan zona ini.

2. Latih Grow Mindset.

Pada zona ketakutan, bukan tidak mungkin kita mengalami hal-hal diluar dugaan, hasil yang mengecewakan, cemas yang tidak berkesudahan dan masalah yang sepertinya selalu datang. Disini pentingnya kita bisa melihat sisi lain dari masalah hingga menjadi peluang.

Fokuskan pada tiga hal, yaitu : sadar bahwa hal ini tidak mudah hingga kita siap dengan segala keadaan, netral dan objektif terhadap keadaan dan terakhir cari feedback yang bisa didapatkan.

3. Tentukan goals baru.

Gambarkan roadmap perubahan, kapan kita akan mencapainya, pos pos pencapaian apa saja yang ingin kita raih, bagi menjadi langkah-langkah harian/pekanan atau periode waktu lain yang bisa membuat prosesnya lebih mudah dilakukan.

Buat timeline yang mudah diukur, tentukan tindakan-tindakan kecil untuk mencapai pos-pos yang ada. Lakukan benchmark jika diperlukan, mencontoh cara lain yang sebelumnya berhasil melakukan perubahan.

4. Lakukan Self Coaching.

Dengan ini kita bisa melatih segala kemungkinan, menggambarkan proses, mengidentifikasi hambatan, mengeksplore setiap dampak dan jalan keluarnya. Selalu kritis terhadap prosesnya, tanyakan kondisi terburuk apa yang bisa terjadi dan pencapaian terealistis apa yang bisa dilakukan.

5. Cek kembali pos-pos pencapaian

Setiap level keberhasilan ada ukurannya, ada tanda-tandanya. Cek kembali mana yang masih perlu diperbaiki, mana yang bisa kita rayakan jika sudah berhasil mencapainya.

6. Pembiasaan

Dapat dimaklumi jika setiap kita melakukan hal yang baru, mengatasi masalah baru kita akan merasa jengah awalnya. Dari no 6 kita bisa melihat mana langkah efektif mana tidak, ulangi hingga terbiasa hingga kita mulai menemukan “zona nyaman”. Tapi ..kembali tidak berhenti disana cari lagi peluang baru dari setiap perubahan.

7. Selalu belajar dari kegagalan.

Tujuan keberhasilan untuk bertumbuh dalam benak dan pikiran kita tidak boleh menjadi blur bahkan hilang dan terganti dengan kegagalan. Walaupun hal itu tidak bisa kita hindari, selalu gambarkan ulang, pertegas dan perjelas dalam benak kita. Fokus pada feedback apa yang bisa didapat untuk menjadi modal terbaru dalam mencapai tujuan.

7 langkah diatas jadi anak tangga yang membawa kita naik ke zona bertumbuh sekaligus pembuka jalan kita menuai berbagi perasaan positif, optimis dan kembali produktif dengan level kebermanfaatan yang lebih.

Mari sama-sama kita mencoba.

--

--

Sandi Gusma
Sandi Gusma

Written by Sandi Gusma

15 years Experience as Learning & Growth Partner.

No responses yet