MENUNDA PENUNDAAN.

Sandi Gusma
3 min readJun 24, 2021

--

Photo by Greg Rosenke on Unsplash

Penundaan itu produktif tapi tidak pada tempatnya, menghasilkan karya tapi bukan untuk hal yang utama, berkegiatan tapi tanpa hasil yang berkontribusi terhadap tujuan.

Salah satu yang membuat orang tidak efektif adalah penundaan terhadap sesuatu yang seharusnya segera dikerjakan.

Bagaimana kita punya cara menyabotase penundaan ini dengan cara “menunda” penundaan ?

Mungkin di satu hari kita bisa sangat sibuk banyak pekerjaan, belum lagi ditunggu tugas oleh klien/atasan. Tapi alih alih kita menyelesaikan apa yang ditunggu atasan kita malah sibuk dengan kegiatan sampingan, sesuatu yang memang bukan waktunya untuk dikerjakan.

Contoh ketika kita punya target menyelesaikan pekerjaan, tapi godaan hobi kadang tidak tertahankan, hingga akhirnya kita kelupaan punya pekerjaan. Belum lagi segala godaan yang menjadi distraksi seperti hiburan yang bikin kebablasan.

Yang membuat kita melakukan penundaan itu satu, tidak sekarang kita lakukan. Maka untuk mencegahnya kita gunakan cara yang sama. Menunda untuk melakukan penundaan.

Ada trik yang cukup efektif yang disebut dengan 5 Second Rules dari bukunya Mel Robbin. Trick ini sangat-sangat sederhana yaitu saat kita terbersit untuk melakukan satu pekerjaan, maka maksimal dalam hitungan ke 5 kita WAJIB KUDU bergerak. Jika tidak maka otak kita akan disabotase penundaan.

Jika galau menghampiri saat kita harusnya beraksi, maka segara hitung 5..4..3..2..1 MULAI !!!!..segera bergerak sebelum lebih dari 5 detik. Waktu 5 detik ini disebut dengan jendela penundaan yang semua orang akan mengalaminya.

Pada saat kita menghitung 5..4..3..2..1 otak kita akan fokus pada keuntungan untuk segera mengerjakan, dan menghilangkan kegalauan. Seperti saat kita melihat para pelari yang bersiap dan bersedia dan mulai bergerak. Hingga hitungan ke 1 maka dorong diri kita untuk bergerak, bisa dengan sebuah ucapan bersemangat seperti GO, MULAI, SEKARANG, AYO dan lain sebagainya.

Kenapa kita butuh ini? Otak kita butuh tanda kapan kita mulai, bisa dengan ucapan dan gerakan. Apalagi ucapan dan gerakan ini berisi energi yang besar seperti saat kita mengucapkan MULAI!!! dengan lantang maka suara itu akan berbalik mendorong mental kita untuk bergerak. Seperti wasit memberikan tanda tembakan atau peluit sebagai tanda pertandingan dimulai.

Kita bedah cara kerja aturan 5 detik ini.

Detik pertama : Momen terbersit “keinginan”.

Jika tidak dilakukan maka detik berikutnya kita akan tergoda oleh kekhawatiran yang membuat kita banyak mempertimbangkan. Keinginan diatas bisa berupa nyali, kata hati, dorongan, insting dan lain-lain. Dalam 5 detik ini pikiran kita berdialog antara lanjut atau tidak.

Detik kedua : Momen terbayang dengan tujuan.

Detik kedua harus membawa kita membayangkan manfaat dan tujuan kita melakukan keinginan tadi. Misal saat kita asyik rebahan lalu terbersit untuk melakukan olahraga ringan. Maka detik kedua langsung kita isi dengan manfaat kita melakukan olahraga ringan, seperti kesehatan dan kebugaran.

Detik ketiga : Momen menciptakan dorongan.

Jangan lengah detik ketiga biasanya paling berat karena pikiran kita akan disabotase oleh ke-engganan yang berujung kemalasan. Kita harus dorong keinginan ini dengan dukungan fisik. Detik ketiga bisa kita lakukan ambil nafas panjang dan hembuskan seketika hingga detik ke 5 kita mengucapkan MULAI!!!!

Detik keempat : Momen menciptakan gerakan.

Setelah dorongan di detik ketiga dibuat, maka kita lanjutkan dengan sebuah gerakan. Yang asalnya rebahan berubah menjadi duduk, yang asalnya duduk menjadi berdiri, yang asal nya berdiri bisa melompat. Disini menggunakan prinsip Motion Creates Emotion. Gerakan yang kita lakukan akan menghasilkan perasaan. Pastikan gerakan kita adalah gerakan aktif, power pose atau gerakan lain yang membawa kita ke perasaan baru yang lebih bersemangat.

Detik kelima : Lakukan atau lupakan

Detik paling krusial, gagal disini maka gagal kita menunda penundaan. Detik dimana kita memutuskan its now or never harus tertanam kuat dan terhujam. Dukung dengan teriakan yang lantans seperti MULAII!!!I dan kuatkan dengan gerakan bersemangat seperti melompat.

Semoga terbayang metodenya, yang masih ragu saya sarankan untuk segera mencobanya jangan ditunda-tunda dan rasakan hasilnya . Gimana..Ada masukkan?

--

--

Sandi Gusma
Sandi Gusma

Written by Sandi Gusma

15 years Experience as Learning & Growth Partner.

No responses yet