BHGIA (Biar Hidup Gak gitu-gitu Aja)

Sandi Gusma
5 min readJun 6, 2021

--

Kita … apapun pencapaian-nya hingga saat ini, sejauh manapun perjalanannya sampai detik ini.. seberapa banyak kesenangan yang telah dilalui, sebejibun apa kegagalan yang telah dialami sampai hari ini.

Kadang … bahkan sering kita mengucapkan, apalagi ya.. ngapain lagi ya, gimana lagi ya, kemana lagi ya.. kok gini-gini aja ya.. dan seterusnya dan seterusnya.

Tahu gak? berbagai ucapan tadi sebetulnya adalah notifikasi yang muncul yang perlu kita ketahui dan pahami maksud tujuannya. Mungkin muncul karena perasaan bosan, rasa jenuh karena keadaan yang begitu-begitu saja.

Hingga kita merasa hidup terasa datar. “Gitu-gitu aja” tidak hanya dirasakan oleh orang yang serba kekurangan, gak punya pekerjaan dan berbagai status marginal lainnya. Tapi Gitu-gitu aja bisa dirasakan oleh semua orang bahkan yang hidup di dalam istana mewah serba wah.

Lebih jauh Notif Gitu-gitu Aja datang tidak hanya sebuah tanda tapi juga mengandung pesan didalamnya. Ia adalah sinyal untuk kita, sinyal untuk segera melakukan hal-hal baru, memperbaiki kondisi dan memperbaharui diri.

Persis seperti notifikasi yang muncul diperangkat atau aplikasi yang sering kita pakai saat ini, jika sudah saatnya software dan versi applikasi nya harus diperbaharui maka akan muncul notifikasi.

Nah kebayang kan? jika semua notifikasi itu kita abaikan, apalagi dalam periode waktu yang cukup lama, maka secara software kita jauh ketinggalan. Banyak bugs dan tantangan baru yang membuat kita saat ini tidak bisa mengatasinya, dan membawa kondisi kita jauh dari fitur dan kemampuan terbaru.

Untuk itulah kita membutuhkan cara untuk mengupgrade diri . Biar Hidup gak Gitu-gitu Aja (BHGIA), dengan 7 langkah efektif berikut ini.

  1. Sering-sering cari masalah

Lah ngapain cari-cari masalah…orang pengen hidup tenang tentram gak ada masalah, hidup flat aja udah masalah, apalagi cari masalah baru, nambah-nambah masalah aja.

Mungkin itu yang pertama terpikir saat membaca langkah pertama. Tapi tunggu… Kapan sih kita terakhir belajar sesuatu yang benar-benar kita bisa ambil pelajarannya? Pas Sekolah dasar, menengah atau sekolah tinggi? Atau saat kita mendapatkan masalah ?

Umumnya tiap orang bisa mengeluarkan potensi terbaiknya saat menghadapi dan mengatasi masalah. Dengan berbagai hasil akhirnya, baik mendapatkan solusi atas masalah atau gagal menyelesaikan masalah, orang cenderung mendapatkan ‘pelajaran’ darinya.

Hal diatas menurut para ahli disebut dengan Problem Base Learning. Sebuah media untuk membaca kondisi, mengenali masalah, menemukan solusi dan mengeluarkan potensi terbaik setiap diri. Proses diatas membuat kita mempunya proses problem solving yang membuat hidup tidak akan terasa datar.

Nah cari masalah disini yang dimaksud adalah terus mengenali, mencari feedback dari setiap kondisi, untuk mendapatkan “apa lagi” yang bisa kita perbaiki. Tidak usah jauh-jauh mencari keluar diri apalagi sibuk mengurusi masalah orang lain, cukup mulai dari dalam diri.

Dengan kalimat yang lebih sering kita dengar “leaving your comfort zone” akan membawa kita ke dalam masalah baru yang kita ubah menjadi tantangan baru bahkan menjadi peluang baru yang mendatangkan kondisi dan “hidup” yang baru.

2. Sering ambil punya orang.

Ini apalagi ya?? Kok langkah kedua nyuruh jadi pencuri. Oke kita kupas.

Masih nyambung dengan langkah pertama ya. Setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri dari mulai yang paling ringan hingga paling berat, dari lingkup paling kecil hingga paling luas. Berbagai cerita dan perjalanan orang sukses kita bisa baca dan hayati. Ingat ..dihayati ..agar kita bisa menyelami dan merasakan kondisi diluar keseharian kita yang sedang Gitu-gitu aja.

Boleh menyelami dari sebuah biografi, buku fiksi atau non fiksi, video inspirasi dan berbagi bentuk media lainnya. Boleh mengikuti jejak para founder, pemimpin, tokoh atau siapapun yang bisa kita ambil pelajaran darinya.

Sering-sering kita ambil setiap perjalanan dan pelajaran punya orang. Karena disaat yang sama kita akan mendapatkan jalan cerita baru, jalan hidup baru yang membawa kita ke pengalaman dan cara hidup yang baru.

3. Sering merasa bodoh

Langkah ketiga ini bukan hanya tentang jika kita melihat orang yang lebih pintar kemudian kita merasa aduh kok kita gak ada apa-apanya ya dibanding dia. Tapi ini lebih kepada perasaan kita harus terus merasa kurang dan harus menambah modal-modal untuk meng-upgrade diri.

Setiap kita bertemu seseorang selalu posisikan kita siap menerima setiap hikmah, insight dan poin positif, sekecil apapun. Jika kita fokus melakukan itu dipastikan kita selalu mendapatkan ilmu baru, perspektif baru, metode baru, semangat baru dan pengalaman baru.

Dalam istilah para ahli disebut dengan proses learn to unlearn dengan posisi gelas kosong yang siap terisi dan “terpenuhi”.

Satu kata kunci untuk langkah ketiga ini yaitu, selami rendah hati agar kita bisa legawa menanggalkan segala baju kebesaran yang kita punya dan seluas apapun ilmu yang kita punya. Dari langkah ini kita bisa merasakan “Aha moment” baru yang membawa kita ke rasa penasaran baru dan tentu akhirnya dunia baru.

4. Terus jadi orang Kepo

Masih nyambung dengan langkah sebelumnya, saat kita merasa bodoh maka kita akan siap menerima ilmu baru yang memunculkan rasa penasaran terhadap hal-hal baru.

Sekecil apapun penasaran harus segera ditindaklanjuti, karena ia merupakan pintu menuju kelengkapan pemahaman, darisana akan membuka cakrawala baru yang memberitahu kita bahwa banyak “kehidupan” lain yang bisa memberi rasa baru di kehidupan kita.

Bisa mulai kepo dengan berbagai dunia yang samasekali belum pernah kita tahu sebelumnya. Kepo tentang bagaimana parenting yang dilakukan para orang tua yang melahirkan para presiden, kepo tentang bagaimana keseharian para penemu, kepo tentang alternatif solusi dari masalah-masalah kita, kepo terhadap apa sih yang orang lakukan saat merasakan hal yang sama dengan kita, intinya kepo tentang semua..

Kepo itu ruhnya adalah tentang Courisity yang membawa kesadaran. Sadar bahwa ternyat banyak kondisi yang bisa dipelajari, banyak ilmu yang tidak kita miliki, banyak potensi yang tidak kita optimalisasi, banyak hidup kita yang gitu-gitu aja bisa kita perbaiki.

5. Kurangin mikir .

Nah ini nasihat apalagi kok kurangin mikir? Kita bahas sekilas. Kurangi bukan berarti menghilangkan ya. Prinsipnya lebih banyak orang yang menyesal karena tidak pernah mencoba daripada orang yang menyesal karena telah gagal mencoba.

Kurangin mikir membawa kita menjadi seorang risk taker yang menjadikan tindakan sebagai peluang mendapatkan keberhasilan baru. Segera bertindak sambil belajar dari tindakan tersebut membuat kita berkali-kali mendapatkan media belajar baru dan mempraktikan 4 langkah sebelumnya.

Terapkan proses iterasi untuk mendapatkan hasil terbaik, selalu cari umpanbalik yang membawa kita merasakan dan melakukan hal yang baru. Karena tidak bisa kita mendapatkan hasil dan kondisi baru tanpa kita lakukan tindakan dan cara yang baru.

6. Banyakin main.

Lima langkah sebelumnya akan sulit dilakukan jika kita tidak beranjak dari tempat kita biasa. Cari kenalan baru & tempat main baru. Kenalan baru tidak harus orang, mungkin kenal dengan skill baru dan kita nimbrung dengan komunitas dan lingkungan baru.

Orang baru jadi bonus saat kita lakukan langkah ini. Orang baru jadi partner untuk mendapatkan tantangan baru, bisa jadi jalan mendapatkan arena bermain baru, kompetisi dan hasil yang baru.

Main disini tidak hanya ikut jalan-jalan melihat pemandangan baru, tapi main ikut dalam arena baru, aturan baru, level tantangan baru, bonus dan poin kehidupan yang baru. Hal-hal tersebut akan membawa kita pada satu keseruan baru dan keluar dari kondisi yang gitu-gitu aja.

7. Sering-sering simpulin.

Nah langkah terakhir sebetulnya lebih ke meng”create” bekal dan modal baru dari hasil penerapan 6 langkah sebelumnya. Sampai kita sering berujar Oooh..ternyata..biar begitu itu harus begini..

Kita melakukan “capturing” berbagai kondisi yang dialami dari langkah satu sampai enam. Nah langkah ketujuh membawa kita “creating” framework baru yang menjadi experience dan tuntunan bagi kita. Untuk apa? Untuk mendapatkan sesuatu diluar itu-itu aja hingga menghadirkan sesuatu yang luar biasa.

Selamat mencoba

Salam

Sandi Gusma

--

--

Sandi Gusma
Sandi Gusma

Written by Sandi Gusma

15 years Experience as Learning & Growth Partner.

Responses (2)