BAGAIMANA MEYAKINKAN ATASAN?

Sandi Gusma
3 min readJun 22, 2021
Photo by Headway on Unsplash

Ada kalanya para bawahan mengalami putus asa saat semua ide, pendapat dan usulan tidak didengarkan atasan. Padahal semua pikiran sudah dicurahkan dan seluruh tenaga sudah dikerahkan. Ada apa hingga para atasan ini tidak bisa menerima dan menjadikan usulannya ini sebagai bagian perbaikan dari tim nya?

Pertama yang harus disadari adalah beberapa faktor penyebabnya, mengapa atasan tidak bisa menerima dan memahami usulan. Kita urai beberapa kemungkinan dan cara mengatasinya :

  1. Karena Atasan tidak “melihat manfaat baginya”.

Cara mengatasinya :

Kita beri tanda kutip pada kalimat diatas karena melihat manfaat ini bersifat luas, ini artinya para pemberi usulan haruslah “menjual” ide dan usulannya dengan menggambarkan manfaat untuk penerima usulan terlebih dahulu, yaitu si atasan. Apa keuntungannya, apa kelebihannya yang bisa menjadi nilai tambah dan manfaat langsung untuknya.

Tidak hanya dari sisi itu saja tapi manfaat harus dijelaskan juga bagi penerima manfaat lainnya, seperti atasannya atasan kita. Jika kita lakukan itu maka kemungkinan diterima akan lebih besar karena atasan kita bisa meneruskan idenya ke atas dengan “menjualnya” ke atasannya. Gimana patut dicoba ?

2. Karena atasan tidak “melihat kerugian baginya”.

Yang membuat orang butuh terhadap sesuatu itu karena dia tidak ingin menerima kerugian. Misal kita butuh payung karena tidak ingin kehujanan, butuh

Cara mengatasinya :

Ini kebalikan yang tadi tapi sekaligus penyambungnya. Kita harus bisa menjelaskan jika idenya tidak diterapkan maka kita akan mengalami kerugian A, dan jika kita menerapkannya bahkan kita bisa mendapatkan manfaat A dan B.

3. Kita tidak mengenali apa “misi” atasan kita saat ini.

Cara mengatasinya :

Nah ini agak sedikit “tricky” karena bawahan harus jeli melihat atasan sedang ada dalam misi apa. Misi ini bisa berupa tugas dari atasannya atau tugas yang memang jadi tanggungjawabnya. Jika kita kenal dengan misi ini maka segera relevan kan ide kita dengan misinya. Atau setidaknya ide kita berhubungan dan sebisa mungkin bisa mendukung misinya saat ini.

4. Kita tidak mengenali “kepentingan” atasan kita saat ini.

Cara mengatasinya ?

Selain misi yang harus dikenali, ada juga “kepentingan” atasan yang harus dikenali. Apa bedanya misi dengan kepetingan?? jawabannya ada pada lingkupnya. Jika misi bersifat non personal bisa berupa tugas dan kewenganan secara profesional. Jika kepentingan lebih bersifat personal seperti goal-goal pribadi dari seorang atasan.

Kembali, seninya adalah membuat ide kita relevan dan align atau setidaknya menjadi sebuah dukungan untuk sebuah kepentingan. Lebih tricky dari cara ke 3, tapi..patut dicoba.

5. Kita tidak cukup dipercaya olehnya.

Cara mengatasinya :

Nah ini benar-benar cara kita dipandang oleh atasan. Bisa subjektif ataupun objektif sesuai kapasitas dan kapabilitas bawahan. Apa yang membuat kita tidak dipercaya atasan? Setidaknya ada 2 hal bisa kita fokuskan.

Alasan pertama kita tidak dipercaya adalah kita dianggap tidak mempunyai kompetensi (setidaknya ilmu,kemampuan dan pengalaman) atas ide yang diusulkan, sehingga atasan masih perlu effort untuk mempertimbangkan.

Alasan kedua kita tidak dipercaya adalah kita dianggap tidak punya “karakter” yang cukup saat memberi usulan. Karakter disini berarti seperangkat sifat dan kepribadian bawahan. Seperti keyakinan terhadap ide yang diusulkan. Kegigihan, kejujuran, kedisiplinan, rasa hormat, loyalitas dan berbagai karakter lainnya yang membuat kita bisa dipercaya oleh atasan.

Pada intinya atasan akan melihat kapasitas dan kapabilitas kita dulu baru kemudian menerima bahkan menunggu semua ide dan usulan kita jika kita menjadi seorang yang terpercaya.

Ada masukkan ?

--

--

Sandi Gusma

15 years Experience as Learning & Growth Partner.